Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kepribadian Guru terhadap Sikap dan Motivasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas ".



  

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan Indonesia yang berasaskan pendidikan seumur hidup menuntut agar semua materi pelajaran harus diprogramkan secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dasar pendidikan seumur hidup tersebut sesuai dengan konsep dasarpendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.[1]
Jadi, jelas bahwa pendidikan nasional lebih berorientasi untuk mengembangkan kewarganegaraan serta memelihara dan mengembangkan budaya bangsa. Fungsi pendidikan ini harus betul-betul diperhatikan dalam rangka perencanaan tujuan pendidikan nasional.[2]
Tujuan pendidikan nasional yang dimaksud di sini adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, non formal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia.
Pendidikan sekarang ini dituntut untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman, oleh karena itu sekolah-sekolah memerlukan guru. Guru bertugas mendidik anak didik agar mereka mendapat pendidikan dan pembinaan dari beberapa orang guru yang mempunyai kepribadian dan mental masing-masing. Setiap guru mempunyai pengaruh terhadap anak didik. Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang  terjadi secara tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru, melalui sikap, gaya, dan macam-macam penampilan kepribadian guru.[3]
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin[4] Tanggung jawab guru di sini adalah mencerdaskan kehidupan anak didiknya. Tidak ada guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah. Untuk itu guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa[5]
Disamping itu hakikat pendidikan harus mengarah kepada perubahan sikap dan perilaku siswa, apabila tidak terjadi perubahan sikap maka pada hakekatnya pendidikan belum berhasil. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap obyek sikap.
Sikap memiliki tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan dan konatif. Kemudian sikap memiliki sifat yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik (positif) atau buruk (negatif) terhada pobyek sikap.[6]Perubahan sikap siswa atas kepribadian guru tergantung kepada ada tidaknya perubahan  pengalaman, motivasi, persepsi, keyakinan dan kondisi lingkungan seorang individu siswa.
Dalam menjalankan tugas sehari-hari juga seringkali pengajar harus berhadapan dengan siswa-siswa yang prestasi akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup baik, pengajar cenderung untuk mengatakan bahwa siswa tidak bermotivasi dan menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap.[7]
Oleh karena itu para guru sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar murid. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat penghargaan, perananperanan kehormatan, prestasi, piagam-piagam serta berbagai pujian dan celaan telah digunakan untuk mendorong para siswanya agar rajin belajar.[8]
Dengan adanya motivasi, baik berupa pujian, hadiah maupun yang bersifat positif, siswa akan bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai pelajar yaitu belajar agar dapat meraih prestasi yang lebih baik. Oleh karena gurusangat besar pengaruhnya dalam memotivasi anak didiknya untuk mau belajar. Karena belajar yang efektif itu adalah belajar yang cukup untuk memperoleh motivasi dari guru yang memiliki kepribadian yang dinamik yang tercermin di dalam sikap dan minatnya sendiri yang diperoleh dari pengaruh-pengaruh yang luas dan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang kaya.[9]
Dimyati dan Mudjiono mengatakan bahwa motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa motivasi belajar untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. Sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai guru, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, menyadarkan siswa akan adanya perjalanan belajar. Manfaat bagi guru adalah membangkitkan, meningkatkan, memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.[10]
Terkait dengan masalah tersebut, maka ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu melalui cara mengajar yang
bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya. Secara umum peserta didik akan termotivasi untuk belajar apabila ia melihat situasi pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya.[11]
Dari latar belakang di atas penulis tertarik masalah tersebut, sehingga ingin meneliti dengan judul "Pengaruh Persepsi  Siswa tentang  Kepribadian Guru terhadap Sikap dan Motivasi Belajar   Siswa  Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif  NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas ".

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah sepertidikemukakan di atas, pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian iniadalah:
1.    Bagaimana persepsi siswa tentang kepribadian guru di Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas  tahun pelajaran 2013/2014.
2.    Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang kepribadian guru  terhadap sikapsiswa  Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten banyumas  tahun  pelajaran 2013 /2014.
3.    Bagaimana pengaruh persepsi siswa  tentang kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa  Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas tahun pelajaran   2013 /2014.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
     1. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas makatujuan yang hendak dicapaidalam penelitian ini adalah ;
a.    Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kepribadian guru di Madrasah Tsanawiyah  Ma’arifNU 2  Cilongok Kabupaten Banyumas  tahun  pelajaran 2013 / 2014
b.   Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kepribadian guru  terhadap sikap siswa  Madrasah Tsanawiyah   Ma’arif NU 2 CilongokKabupaten Banyumas tahun pelajaran  2013 / 2014
c.    Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa  tentang kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas  tahun pelajaran  2013 / 2014
    2. Manfaat Penelitian
Adapun nilai guna (manfaat) yang dapat diambil dari penelitian ini sebagaiberikut:
1.         Bagi guru, penelitian tentang kepribadian guru ini dapat dijadikan acuansekaligus pengalaman bagi calon guru untuk mempersiapkan diri sebelumterjun ke lapangan.
2.         Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menyadarkansiswa tentang pentingnya guru sebagai motivator dalam kegiatan belajarmengajar di kelas.
3.         Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmupengetahuan di jurusan Magister Pendidikan Islam pada khususnya dan UNSIQ  pada umumnya.
D. Kajian Pustaka
 Dalam hal ini peneliti telah mengkaji beberapa kajian pustaka yang memiliki hubungan kait dengan materi yang akan peneliti kaji. Seperti
1.      Penelitian Siti Khazizah yang berjudul “PengaruhPersepsi Siswa tentang Kepribadian Guru PAI terhadap Motivasi Belajar PAI Siswadi Madrasah Tsanawiyah  Mujahidin Desa Bageng Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2006/2007”.
2.      Penelitian Iswatun Hasanah yang berjudul “Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Guru Dengan Hasil IPS di SMP Al-Ihsan Kebon Kacang Tanah Abang Jakarta Pusat ”.
Sedang penulis mengangkat judul Pengaruh PersepsiKepribadian Guru terhadap Sikap dan Motivasi Belajar siswa Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kecamatn Cilongok. Ada perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu;
1.      Variabel sebelumnya hanya dua, satu variabel umum dan satu  khusus.
2.      Tesis yang penulis angkat terdiri dari satu variabel umum dan dua variabel   khusus.
E. Kerangka Teori dan Hipotesa
1. Kerangka Teori
a. Pengertian Persepsi
Sejak dilahirkan sejak itu pula individu secara langsungberhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu individu secara langsungmenerima stimulus atau rangsangan dari luar di samping dari dalam dirinyasendiri. Ia mulai merasa kedinginan, kesakitan, kesenangan dansebagainya.Individu mengenal dunia luarnya terutama dan mula-mula denganmenggunakan alat indranya, bagaimana individu dapat mengenali dirinyasendiri maupun keadaan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan persepsi(perception). Melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalamipersepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului olehpengindraan, yaitu merupakan suatu proses yang berwujud yangditerimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.Dengan kata lain, individu tersebut mengalami persepsi. Karena prosespenginderaan akan selalu terjadi setiap saat pada waktu individu menerimastimulus melalui alat indera-indera melalui reseptornya.Stimulus yang diindera oleh individu diorganisasikan kemudiandiinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti apa yang diinderaitu. Inilah yang menurut Davidoftf sebagaimana dikutip oleh Walgitodisebut “persepsi”.[12]
Slameto mendefinisikan persepsi adalah proses yang menyangkutmasuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsimanusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.Hubungan ini dilakukan lewat indera, yaitu indera pendengar, peraba,perasa dan penciuman.[13]
b. Kepribadian Guru
Kapan dan di mana pun masalah keguruan tetap menarik untukdiperbincangkan. Usaha pemecahan masalah keguruan dalam seminar,workshop dan diskusi untuk mencari alternatif pemecahan terus dilakukan, namun kata sepakat tentang guru masih jauh dari harapan. Hal ini dikarenakan, guru dalam dunia pendidikan merupakan icon yang menentukankeberhasilan pendidikan.[14]
Sifat (kepribadian) yang harus dimiliki oleh guru tersebut sangat terkaitdengan posisi guru sebagai teladan dan panutan bagi siswanya, sehinggaperilaku yang dimiliki guru dapat memotivasi belajar siswa. Meskipundemikian, kepribadian guru dapat ditunjukkan dari beberapa aspek sebagaiberikut:
1)Persepsi siswa tentang kedisiplinan mengajar guru.Disiplin adalah suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untukmenepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib,peraturan, nilai serta kaidah yang berlaku. Disiplin bukanlah sesuatuyang dibawa
sejak lahir.Persepsi yang keliruterhadap perilaku disiplin guru berdampak pada perilaku disiplin siswapula, karena kemungkinan siswa akan meniru ketidaksiplinan guru.
2). Persepsi siswa tentang wawasan guruMenurut Ngalim Purwanto, bahwa pengetahuan (wawasan)merupakan standar kualitas dan kuantitas yang dimiliki seseorang, danjenis pengetahuan apa yang lebih dikuasai turut menentukankepribadiannya.[15]
3). Persepsi siswa tentang sikap guruHumoris merupakan sifat yang harus selalu dipupuk oleh guru.Guru yang humoris lebih disenangi oleh siswanya daripada guru yangsering marah-marah kepada siswanya.
4).Persepsi siswa tentang penampilan guruPenampilan merupakan faktor yang menentukan kepribadianseseorang. Pepatah jawa mengatakan “Ajine Diri Soko Busono”, bahwaharga diri seseorang dapat dinilai dari cara berpakaian.Pepatah tersebut memang banyak benarnya jika diterapkan dalam dunia pendidikan.
c. Sikap Siswa
Masalah sikap dewasa ini merupakan masalah yang cukup menarik perhatian para ahli.Hal tersebut di dasarkan bahwa dengan memahami sikap seseorang maka pada umumnya akan di pahami tingkah lakunya karena tingkah laku seseorang di latar belakangi sikapnya.Nampaknya para ahli sendiri mempunyai pandangan yang berbeda-beda,walaupun dasarnya tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya.
Banyak penelitian dilakukan tentang sikap namun sebelum membahas lebih jauh tentang sikap maka akan di jelaskan terlebih dahulu pengertian sikap,”sikap dalam bahasa inggris(Attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang atau sesuatu yang di hadapi.Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena suatu rangsangan baik mengenai orang,benda-benda atau situasi yang mengenai dirinya. [16]
Didalam kehidupan manusia,sikap selalu mengalami perubahan perkembangan.Peranan pendidikan dalam pengembangan sikap pada anak didik adalah sangat penting.Menurut Ellis yang di kutip oleh Ngalim purwanto, factor-faktor yang mempengaruhi dan pembentukan sikap anak-anak yang perlu di perhatikan di dalam pendidikan adalah kematangan (Maturation),keadaan fisik anak,pengaruh keluarga, lingkungan sosial, kehidupan sosial,guru,kurikulum sekolah dan cara guru mengajar.[17]
Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru memerlukan kesiapan yang matang agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar.Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak hanya sekedar menjalankan tugasnya,namun hendaklah di iringi dengan tanggung jawab dan pembentukan sikap.Dengan adanya pembentukan sikap yang baik antara guru dengan siswa maka kegiatan belajar akan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan dan keinginan bersama, proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik apabila di antara guru dan siswa memiliki hubungan timbal balik dengan suasana yang menyenangkan.untuk itu,pembentukansikap yang baik perlu di ciptakan agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah.
d. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar
Sebelum menjelaskan tentang motivasi belajar, alangkah baiknya jika memahami motif. Sumadi Suryabrata mendefinisikan motif adalah“keadaan dalam pribadi orang yang  mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan”.[18]Menurut Woodworth dan Marques sebagaimana dikutip oleh Mustaqim dan AbdulWahib mendefinisikan motif adalah “suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentuterhadap situasi di sekitarnya”[19].
Menurut Sardiman AM, motivasi adalah serangkaian usaha untuk menjelaskan kondisi-kondisi tertentu, sehingga sekarang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu.
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan[20].
Menurut Ustman Najati menjelaskan bahwa motivasiadaah sebagai kekuatan penggerak yang membangkitkan kegiatan dalam diri makhluk hidup dan memotori tingkah laku serta mengarahkannya pada suatu tujuan atau berbagai tujuan.[21] Dengan demikian, motivasi adalah kekuatan (penggerak) yang membangkitkan kegiatan diri seseorang untuk melakukan tingkah laku guna mencapai tujuan tertentu.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah sebagaimana didefinisikan oleh Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard “… to gainknowledge through experience”.[22] Artinya: untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman.Berbeda dengan Gordon dan Ernest, definisi luas belajar diungkapkan oleh Jeanne Ellis Ormrod yang membatasi pengertian belajar menjadi dua sebagai berikut:
1).Learning is a relatively permanent change in behavior due toexperience
2).Learning is a relatively permanent change in mental associationdue to experien.[23].Artinya
1). belajar adalah suatu perubahan yang permanen  dalam perilaku  dengan pengalaman;
2). belajar adalah suatu perubahan yang permanen di dalam asosiasi mental dalam kaitannya dengan pengalaman
Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar ditunjukkan dengan perubahan yang didapat melalui pengalaman. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
Dari pengertian motivasi dan belajar diperoleh pengertian, bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan baik dari dalam (intrinstik) seseorang (siswa) maupun dari luar (estrinstik) yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas belajar.

2. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data. [24]Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu:
1.      Persepsi siswa tentang kepribadian guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap siswa Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten Bsanyumas tahun pelajaran 2013 / 2014”.
2.      Persepsi siswa tentang kepribadian guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar  siswa Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok  Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013 / 2014”.
F. Metode Penelitian
          Metode merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan.Metode ini digunakan untuk mempelajari dan membahas tentang cara-cara yang ditempuh penelitian tersebut, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah
1.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kwantitatif dengan pendekatan psikologis, artinya dalam penelitian ini mengamati gejala yang tampak tentang motivasi  belajar  siswa Madrasah Tsanawiyah  Ma‘Arif NU 2 Cilongok kelas VIII.
  1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ada di Madrasah Tsanawiyah Ma‘Arif NU 2 Cilongok Kabupaten  Banyumas.
3.      Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yaitu semua elemen yang ada di wilayah penelitian.[25]sampel menurut Arikunto adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.  Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil dari populasi.[26]Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan rumus sebagai berikut.[27]

n  = 
Keterangan :
n     = Ukuran sampel
N    = Ukuran populasi
e     =  Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan. Persentase diambil sebesar 10 %.
Dengan demikian, ukuran  sampel dapat ditentukan sebagai berikut.
N           = 300
e             = 10 %
n            = 
n            =  30
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh  ukuran  sampel  sebanyak 30   orang. Pengambilan sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simpel random sampling dengan cara undian.
  1. Variabel penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian atau sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau yang diteliti.Adapun dalam penelitian ini ada tiga  variabel yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas yaitu “Kepribadian Guru“ (X1),  sedang variabel terikatnya  yaitu Sikap Siswa (Y1) dan Motivasi Belajar  Siswa (Y2)  Madrasah Tsanawiyah  Ma‘Arif NU 2 Cilongok

Kepribadian Guru
           ( X)

Sikap Siswa ( Y1)

Motivasi Belajar ( Y 2 )
 





Gambar 1.1
Hubungan Antar Variabel Penelitian
Untuk menguji pengaruh kepribadian guru pada sikap siswa dan motivasi belajar dengan menggunakan analisis regresi  sebagai berikut.
Y = a + b1X1[28]
Keterangan :
Y    =  Sikap Siswa dan Motivasi Belajar
a     =  konstanta
b1    =  koefisien regresi variabel Kepribadian
 Seluruh proses perhitungan menggunakan alat bantu program komputer SPSS for windows.
5.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapat data yang dapat dipertanggungjawabkan di dalam penelitian ini penulis menggunakan data-data atau keterangan tentang tata cara mengadakan penelitian, yaitu  penelitian lapangan atau (Fied Reseach). Adapun dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a)      Metode Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang bisa   berupa foto, peta, absen dan lain sebaginya.Metode ini untuk mendapatkan data profil lokasi penelitian.
b)      Metode Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data sejarah   berdirinya MTs Ma’arif NU 2 Cilongok.
c)      Observasi
Metode ini digunakan untuk meneliti semua obyek data yang berhubungan dengan madrasah.
            d) Angket
Angket  adalah serentetan pertanyaaan , tugas atau alat  lain yang digunakan untuk mengukur kepribadian,sikap dan motivasi siswa
  1. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka peneliti akan menganalisis dengan menggunakan statistik, yaitu statistik inferensial. statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang hasilnya akan digeneralisasikan kepada populasi. Dalam penelitian ini akan digunakan untuk menggambarkan tentang kepribadian guru , sikap siswa dan motivasi belajar.


G. Sistematika Penelitian
Secara garis besar isi kesuluruhan dari penelitian ini adalah bisa dilihat di sistematika penelitian sebagai berikut :
BAB  I    Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan  Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori dan Hipotesa, Metode Penelitian serta Sistematika Penelitian.   
BABIIPersepsi Siswa , Kepribadian Guru,  Sikap Dan Motivasi Belajar SiswaMTs Ma’arif  2 Cilongok Kabupaten Banyumas
Dalam bab ini yang pertama  membahas Persepsi yang meliputi Pengertian Persepsi,Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi,Proses Terjadinya Persepsi, yang kedua tentang Kepribadian Guru yang meliputi Pengertian Guru,Sikap dan Kepribadian Guru,Kepribadian Guru Madrasah Tsanawiyah,Komponen-KomponenKompetensi Pribadi,Perkembangan Kepribadian Guru. Yang ketiga adalah Motivasi Belajar yang meliputi, Pengertian Motivasi, Teori tentang Motivasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Motivasi , Prinsip-prinsip Motivasi Belajar,Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar, cara Meningkatkan Motivasi Belajar.
BAB III     Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah    Ma’arif NU 2 Cilongok
Dalam bab ini  yang pertama berisi hasil penelitian lapangan, DeskripsiMTs M’arif NU 2 Cilongok  yang meliputi, Sejarah Singkat,Letak Geografis,Keadaan Guru Karyawan dan Murid,Sarana dan Prasarana,Struktur Organisasi, Tatatertib Siswa,  Kemudian kedua Deskripsi Tentang Kepribadian Guru, Sikap Siswa dan Motivasi  Belajar Siswa.
BAB IV    Analisis Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Kepada Sikap Dan Motivasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU
                    2 Cilongok Kabupaten Banyumas
                   Dalam bab ini yang pertama akanmembahasa Analisis Kepribadian Guru, Sikap Siswa Dan Motivasi Belajar Siswa  yang kedua Analisis Pengaruh Persepsi siswa tentang kepribadian Guru terhadap Sikap siswa  dan yang ketiga   Pengaruh Persepsi siswa tentang kepribadian Guru kepada Motivasi Belajar Siswa
BAB V  Penutup
              Bab ini   merupakan  bab   penutup   dari  tesis  ini  yang  terdiri  dari      kesimpulan,   yang  merupakan  jawaban  dari  hasil  penelitian dan Saran-saran untuk peningkatan terhadap MTs  MANU 2 Cilongok




                                                                   BAB V 
PENUTUP

A.    Simpulan
Setelah diadakan pembahasan dan penganalisaan dari data yang telah terkumpul, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
 1. Data kepribadian guru Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 2 CilongokKabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013 / 2014 didapat berdasarkan skor jawaban responden pada kuesioner kepribadian guru yang terdiri dari 30 item pernyataan. Distribusi data jawaban responden yang berjumlah 30 orang siswa terhadap variabel kepribadian guru dapat dilihat pada tabel berikut ini.
                                                        Tabel. 4.3
Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepribadian Guru
No
Kepribadian Guru
Skor
Frekuensi
Jumlah Skor
Persentase (%)

(1)
(2)
(3)
(4) = (2) x (3)
(5)
1
Tidak Pernah
1
0
0
0,
2
Jarang
2
81
162
5,0
3
Sering
3
198
594
18,3
4
Selalu
4
621
2484
76,6

Jumlah

900
3240
100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui jawaban responden terhadap variabel kepribadian guru Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas cenderung memiliki kepribadian yang baik . Hal ini dibuktikan dengan frekuensi jawaban pada kategori selalu sebanyak 621 dengan jumlah skor sebanyak 2484 yang apabila diprosentasekan sebesar 76,6 %. Kemudian jawaban kategori sering sebanyak 198 dengan jumlah skor 594 yang apabila diprosentasekan adalah 18,1 % .Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa secara umum kepribadian guruMadrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas sudah baik.
Data jumlah skor jawaban responden selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan skor total jawaban setiap responden dan dibuat menjadi 3 (tiga) kategori dengan ketentuan sebagai berikut.
Kategori tinggi           : >  + SD (X  + SD)
Kategori sedang         :  – SD  X  + SD
Kategori rendah         :  – SD (X )
Rekapitulasi secara keseluruhan terhadap kepribadian gurudapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :
Tabel.4.4
Kategori Data Kepribadian Guru
No.
Kategori
Skor
Frekuensi
Persentase
1
Rendah
X <100,45
2
5
2
Sedang
100,45  X 115,45
5
18,4
3
Tinggi
X >115,45
23
76,6
Jumlah
30
100
Keterangan : X : Akumulasi skor yang diperoleh setiap responden dari setiap pernyataan

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dideskripsikan bahwa kepribadian guru Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok sebagian besar berada pada kategori tinggi sebanyak 23 orang (76,6 %), pada kategori sedang sebanyak 5 orang ( 18,4 %), dan pada kategori rendah sebanyak 2 orang (5 %). Kategorisasi ini didasarkan pada nilai rata-rata/mean ( ) = 108 dan standar deviasi (SD) = 7,55.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepribadian guru Madrasah Tsanawiyah  Ma’arif NU 2 Cilongok  Kabupaten banyumas tahun pelajarann 2013 / 2014 sudah baik sekali.
Berdasarkan pada sebaran frekuensi data kepribadian gurudapat digambarkan dalam diagram berikut ini.
Gambar 4.2
. Histogram Data Kepribadian Guru


        2. Persepsi siswa tentang kepribadian guru berpengaruh  terhadap sikap siswaMadrasah Tsanawiyah  Ma‘Arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013 / 2014. Ini terbukti pada t hitung lebih besar dari pada t tabel.
       3. Persepsi siswa tentang kepribadian guru berpengaruh positif  terhadap motivasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah  Ma‘Arif NU 2 Cilongok Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013 / 2014. Terbukti dengan ilai t hitung lebih besar dari pada t tabel.
B.     Saran -saran
Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan masukan kepada berbagai pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Untuk Pendidik
a.       Guru adalah panutan semua siswa bahkan masyarakat oleh karena itu
Harus mampu menjadi uswatun khasanah.
b.      Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik.
c.       Semua yang  yang dilakukan oleh guru adalah akan ditiru oleh para siswanya maka, berlakulah sebagai teladan.
d.      Guru diharapkan dapat memberikan penanaman rasa disiplin yang tinggi kepada para murid-muridnya.
e.       Guru  yang baik, bisa  menjadi inspirasi dan motivasi bagi siswanya.
  1. Untuk Siswa
a.       Harus meningkatkan aktivitas  belajar, sebab dengan disiplin belajar anda akan mendapatkan peningkatan prestasi yang berarti peningkatan kualitas individu anda sendiri.
b.      Tindakan belajar dengan mengerti, memahami dan mengamalkan pola kehidupan sehari-hari akan memberikan motivasi tersendiri, yang akhirnya memperkuat minimal dan belajar mengajar.
c.       Siswa harus mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
d.      Ikutilah semua petunjuk –petunjuk para guru.
e.       Taatilah semua peraturan dan tata tertib madrasah, semua adalah untuk kebaikan siswa khususnya untuk semua pada umumnya.
C. Kata Penutup
     Puji syukur kehadirat Alloh yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
    Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini sangat jauh dari sempurna banyak kekurangan –kekurangan  baik isi atau penulisan. Oleh karena kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
   Semoga Alloh senantiasa  bersama kita, mohon maaf atas segala kekuranga dan kehilafan.




























DAFTAR PUSTAKA

Abu Achmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2004
Ahmad Rohani HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1978
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 2002
Consuelo G. Sevilla dkk., Pengantar Metode Penelitian, terj. Alimudin Tuwu, Jakarta:Universitas Indonesia Press, 1993
Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan Kontekstual: Contextual Teaching andLearning (CTL), Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat PendidikanLanjutan Pertama, t.th.
Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SD dan MI,Jakarta: Pusat
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard, Theories of Learning, London: Prentice Hall International, 1981
Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru Pendidikan,Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001
Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994
Jeanne Ellis Ormrod, Human Learning, New Jersey, Prentice Hall International, 1999
John P. Miller, Cerdas di Kelas; Sekolah Kepribadian, terj.. Abdul Munir Mulkhan,Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002
Kartini Kartono, Teori Kepribadian, Bandung: Alumni, 1979
M. ‘Utsman Najati, al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, terj.. Ahmad Rofi’ ‘Usman, Bandung:Pustaka, 1997
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1988

Gunawan, Hary. 2000. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Umar Fakhrudin, Asep. 2009. Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: Diva Press
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritik dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya,2007
---------------------------, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003
-------------, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989)
-----------------, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2004
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: RemajaRosdakarya, 2005
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2002
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990
Sanafiah Faisal, Dasar dan Teknik Menyusun Angket, Surabaya: Usaha Nasional, 1981
Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Slameto, Belajar dan factor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta: Andi Offset,1995
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004
------------------, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 2000
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002..
--------------------------------, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:Rineka Cipta, 1997
-------------------------------, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994
Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik menurutUU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006
U.U R.I. No. 2 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cemerlang, 2003
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990
Z. Kasijan, Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu, 1984
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 2005











[1]Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2003), Hal. 5
[2]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), Hal. 24


[3].  Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Hal.2
[4] . E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), Hal. 48
[5].  Saiful Bahri Djamarah, Peran Guru dalam pendidikan,(Jakarta: Bulan Bintang, 2005),Hal. 34
[6]Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,2007), Hal.5
[7]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung,Remaja Rosdakarya,  tt.), Hal.120
[8] .Slameto, Belajar dan Faktor-faklor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995), Hal. 170
[9]. Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990 ), Hal. 188
[10] .Dimyati dan Mudjiono, Psikologi Pendidikan,(Surabaya: Bina Ilmu, 1984),  Hal. 365
[11]Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Asdi Mahasatya. 2002), Hal. 85

[12]. Slameto, Belajar dan factor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta )
[13]Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), Hal. 53
[14] .Ibid., Hal. 14
[15]M. Ngalim Purwanto,  Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Hal.158

[16]Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidika, (Bandung:Remaja Rosdakarya,1998), Cet.14, Hal. 141
[17]Ibid.,  hal.14
[18]Sumadi Suryabrata,  Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Hal.70
[19]Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Hal.  9
[20]Oemar Hamalik,  Proses Belajar Mengajar,  (Jakarta:  Bumi  Aksara,  2008),  Hal.  158
[21]M. ‘Utsman Najati,  al-Qur’an dan  Ilmu  Jiwa,  terj..  Ahmad  Rofi’  ‘Usman,  (Bandung:
Pustaka, 1997), Hal. 10
[22]Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard, Theories of Learning, (London: Prentice Hall
International, 1981), p. 2       
[23]Jeanne Ellis Ormrod,  Human Learning, (New Jersey, Prentice Hall International, 1999), Hal. 3
[24]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta. 2006), Hal. 63
[25]Suharsimi Arikunto, Prosedur  Penelitian Suatu  Pendekatan  Praktik, (Jakarta. Rineka
Cipta,2006)Cet 13, Hal. 130
[26]Ibid.,  Hal. 11
[27]Husein U.2000, RisetPemasaran&PerilakuKonsume, (Jakarta:GramediaPustakaUtama)
[28] Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta. 2006). Hal. 250.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEDAHSATAN JERUK BAYI JAWA

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

MENEJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM MADRASAH